Jumat, 21 Oktober 2011

Suami Yang Murah Hati dan Istri Yang Mensyukuri

Oleh: Abu Ammar al-Ghoyami

Nafkah istri atau sering disebut ‘uang belanja’ ternyata memiliki peran yang cukup apik bagi banyak pasutri. Ia juga berperan aktif dalam menopang kokohnya bangunan rumah tangga. Bagi suami yang bertipe laki-laki sejati yang bertanggung jawab akan mudah baginya memenuhi kebutuhan keluarga dengan cara halal lagi baik, sehingga akan membahagiakan istri dengan memenuhi hak-haknya.   Di sisi lain, ada istri yang bertipe tak tahu diuntung, tidak lagi peduli dengan apa yang harus dia lakukan dengan nafkah pemberian suaminya, maka petaka pun tak kuasa dihindari dan badai pun mengguncang biduk yang sedang berlayar di tengah samudra.

Cekcok terjadi, maudhu’ (tema)-nya “belanja keluarga”. Yang dipermasalahkan, pada umumnya bukan perihal suami yang tidak sedikitpun memberi istri belanja keluarga, namun tentang sedikitnya jumlah belanja yang diberikan sementara kemampuan suami sangat terbatas dalam memberi nafkah yang mencukupi, juga karena tuntutan istri kepada suaminya meminta uang belanja yang lebih besar jumlahnya serta tidak merasa cukup dengan nafkah yang wajar dan sesuai dengan keadaan. Hal-hal inilah yang mengakibatkan timbulnya keluhan dan benturan dalam kehidupan pasutri.
Sebagaimana dikisahkan dalam sebuah riwayat:
Dari Asma’ rodhiallohu’anha, dia berkata: “Aku berkata kepada Nabi shollallohu ‘alaihi wassallam: ‘Sesungguhnya saya tidak memiliki sesuatu kecuali apa yang Zubair berikan kepada saya (tatkala dia mempersunting saya), maka saya mengambil sebagian hartanya.’ Beliau bersabda: ‘Ambil dan belanjakanlah tetapi jangan curang sehingga kecuranganmu akan mempersulitmu.’” 
(Hadits shohih, an-Nasai dalam Sunan Kubro 5/378/9192)

Cermatilah Faktor Penyebabnya
Jika kita cermati kehidupan pasutri dari sebelum pernikahan hingga mereka halal hidup bersama, akan kita dapati latar belakang mereka berbeda-beda. Tentu saja kita memaklumi bahwa suami yang latar belakang kehidupannya biasa-biasa dan pas-pasan tidak layak dituntut memberikan belanja kepada istrinya yang melebihi kesanggupannya yang hanya pas-pasan itu. Di sisi lain, kita juga memaklumi apabila istri yang memiliki latar belakang kehidupan serba kecukupan, bahkan melebihi kebutuhannya, berbeda nafkahnya dengan istri yang latar belakangnya terbiasa hidup pas-pasan.
Latar belakang sosial yang berbeda-beda ini hanya satu faktor penyebab konflik keluarga seputar belanja. Ada pula beberapa faktor lain, seperti sifat istri yang berlebihan dalam membelanjakan nafkah suaminya atau sifat kikir suami terhadap istrinya. Semua itu harus dicermati lalu diperkecil dan bahkan harus ditiadakan pengaruhnya agar tidak menimbulkan konflik yang lebih besar dalam keluarga.

Harus Dipahami Bersama
Untuk menanggulangi masalah perlu ada kepahaman pasutri terhadap beberapa pokok yang mendasari kehidupan berkeluarga.
Pertama, bahwasanya pemberian nafkah kepada istri merupakan kewajiban yang sangat nyata bagi para suami. Alloh menyatakan hal ini dalam firman-Nya:
Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Alloh telah melebihkan sebagian mereka (laki-laki) atas sebagian yang lain (wanita), dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka…. (QS. an-Nisa’ [4] : 34)
Sebagaimana disebutkan dalam sebuah hadits dari Hakim bin Mu’awiyah al-Qusyairi dari bapaknya berkata: Aku bertanya: “Ya Rosululloh, apa saja hak-hak istri salah seorang di antara kita yang menjadi kewajiban suaminya?” Beliau menjawab:
أَنْ تُطْعِمَهَا إِذَا طَعِمْتَ وَتَكْسُوَهَا إِذَا اكْتَسَيْتَ وَلَا تَضْرِبْ الْوَجْهَ وَلَا تُقَبِّحْ وَلَا تَهْجُرْ إِلَّا فِي الْبَيْتِ.
“Kamu memberinya makan bila kamu makan dan kamu beri pakaian bila kamu berpakaian dan jangan memukul wajahnya dan jangan pula kamu menjelek-jelekkannya dan jangan kamu memisahinya dari tempat tidurnya melainkan (kamu juga tetap tidur) di rumah.” 
(Hadits shohih, Abu Dawud: 2142 dan Ahmad 4/447)

Oleh karena itu, istri berhak meminta belanja kepada suaminya, di antaranya berupa makan, minum, maupun pakaian, sementara suami tidak boleh menolak hak istrinya tersebut dan dia harus membelanjakan hartanya untuk memenuhi hak-hak istrinya, sebab demikianlah yang telah ditetapkan oleh Alloh dan Rosul-Nya.
Kedua, bahwasanya kewajiban suami memberikan belanja kepada istri tidak ditetapkan batasannya selain “dengan cara yang ma’ruf”. Perhatikan firman Alloh Ta’ala berikut:
…. Dan kewajiban ayah memberi makan dan pakaian kepada para ibu dengan cara yang ma’ruf. Seseorang tidak dibebani melainkan menurut kadar kesanggupannya. (QS. al-Baqoroh [2]: 233)
Dalam ayat tersebut Alloh menetapkan batasan nafkah sandang dan pangan bagi istri atas suami dengan batasan ma’ruf. Artinya dengan cara yang paling patut menurut tradisi yang baik dan sesuai kesanggupan suami.
Terkadang masalah timbul ketika seorang suami memberikan batasan tertentu untuk anggaran belanja kebutuhan tertentu. Timbulnya masalah bukan lantaran dianggarkannya kebutuhan tersebut, melainkan karena besarnya anggaran tidak patut/sesuai dengan sikon yang baik. Hal ini harus dipahami oleh para suami.
Adapun para istri, mereka hendaknya mengambil pelajaran dari kisah dalam hadits berikut:
Dari Aisyah rodhialluhuanha bahwa Hindun bintu ’Utbah berkata: “Ya Rosululloh, sesungguhnya Abu Sufyan adalah tipe laki-laki kikir dan tidak memberi saya nafkah yang memadai untuk diri saya dan anak saya kecuali yang saya ambil dari sebagian hartanya dan dia tidak mengetahuinya.” Nabi mengatakan: “Ambillah sebagian hartanya untuk memenuhi kebutuhanmu dan anak-anakmu dengan cara ma’ruf, yang patut.” (Muttafaqun ’alaih)

Yang Seharusnya Dilakukan
Dari kedua hal pokok di atas, hendaknya para suami tak perlu ragu-ragu bekerja keras untuk memberikan nafkah sandang dan pangan yang cukup buat istri sesuai dengan kesanggupannya. Hendaknya sang suami merasa terhormat manakala mampu menafkahi istri dalam jumlah yang cukup menurut kadar kemampuannya, sebab dengan ini berarti ia telah membelanjakan hartanya yang paling utama. Rosululloh bersabda:
أَفْضَلُ دِيْنَارٍ دِيْنَارٌ يُنْفِقُهُ الرَّجُلُ عَلَى عِيَالِهِ وَدِيْنَارٌ يُنْفِقُهُ الرَّجُلُ عَلَى دَابَّتِهِ فِي سَبِيْلِ اللهِ وَدِيْنَارٌ يُنْفِقُهُ عَلَى أَصْحَابِهِ فِي سَبِيْلِ اللهِ.
Dinar yang paling utama adalah yang dinafkahkan seorang suami bagi keluarganya, dan yang ia nafkahkan bagi tunggangan untuk jihad di jalan Alloh, dan yang ia nafkahkan untuk sahabat-sahabatnya dijalan Alloh. Hadits shohih, an-Nasa’i dalam sunan kubro: 5/376/9182

Nah, ini berarti suami seharusnya bersifat penderma, dan bangga sanggup bermurah hati kepada istrinya.
Sedangkan para istri, hendaknya mereka tidak menuntut nafkah belanja keluarga—sandang, pangan, maupun kebutuhan keluarga yang lainnya—secara berlebihan. Hendaknya dia hanya menuntut sebatas kewajaran dan sebatas apa yang umum terjadi di tengah kehidupan manusia. Dan harus diingat apa yang telah Alloh dan rosul-Nya tetapkan, bahwa batas kewajiban yang harus suami tunaikan kepada kalian adalah bil ma’ruf saja, seandainya istri dibolehkan menuntut dalam jumlah tertentu menurut syari’at, tentunya Rosululloh n akan menyuruh Hindun mengambil dengan “jumlah tertentu” tersebut dari harta suaminya, namun hal itu tidak beliau lakukan. Berarti kewajiban istri atas hak-hak yang diterimanya adalah mensyukuri meski seberapapun yang telah ia terima dengan cara yang ma’ruf.
Akhirulkalam, semua ini membuahkan sebuah kesimpulan bahwa kebahagiaan pasutri berkenaan dengan uang belanja ada pada kemurahan hati suami dan banyak bersyukurnya istri. Wallohu A’lam.

Sumber Majalah al Mawaddah

Sabtu, 24 September 2011

Menjadi Santri di Usia Tua

Oleh : Abu & Ummu Hisyam al-Kadiri

Dan adapun terhadap nikmat-nikmat dari Robb-mu, maka ceritakanlah.
(QS. adh-Dhuha [93]: 11)

Sebagai seorang hamba yang amat fakir dan sangat membutuhkan pertolongan-Nya kami takut tertimpa riya’, ujub atau bangga diri. Akan tetapi, sebagai hamba yang senantiasa diberi curahan nikmat oleh Alloh , limpahan rezeki-Nya, petunjuk dan hidayah-Nya, pertolongan dan belas kasih-Nya; maka kami akan ceritakan salah satu nikmat tersebut.

Impian yang indah adalah sebuah kenikmatan, lebih-lebih jika impian itu menjadi kenyataan. Sekitar empat tahun silam kami bercita-cita untuk tholabul ilmi (menuntut ilmu agama) dengan lebih intensif, yaitu dengan ‘mondok’ di sebuah pesantren. Sebenarnya jauh sebelumnya keinginan itu sudah ada, sebab kami menyadari betapa bodohnya diri ini terhadap dienulloh (agama Alloh) yang agung ini.


Kami (ana dan juga istri) dilahirkan bukan dari lingkungan yang agamis apalagi salafi. Masa muda kami habis untuk mempelajari pelajaran yang sekarang kurang kami rasakan manfaatnya, mulai dari SD hingga Perguruan Tinggi. Namun alhamdulillah, segala puji bagi Alloh, Robb semesta alam, Alloh berkehendak untuk memberi hidayah kepada kami. Kami mengenal salafi ketika kami sudah memiliki dua anak. Kami ikuti kajian salaf dari masjid ke masjid dan membaca buku-buku bernuansa Islami. Betapa kami telah menemukan keagungan dan keindahan Islam yang sempurna ini, dan kami merasa semakin bodoh dan fakir dalam ilmu dien ini. Terbayang dalam pikiran seandainya masa muda bisa kembali, kan ku pelajari semua ilmu dien ini.

Tapi, tiada yang perlu disesali. Ilmu bukanlah hak kaum muda saja, kami terus berusaha tholabul ilmi semampunya sambil mengurus keluarga. Impian untuk bisa intensif belajar agama seperti ketika mempelajari pelajaran umum di bangku sekolah dulu tidak bisa terhapus dalam benak ini. Tapi apa hendak di kata, anak sudah empat, dengan bekerja pagi-sore saja penghasilan pas-pasan untuk biaya pendidikan anak-anak. Bagaimana lagi jika mondok???

Do’a. Ya, do’a. Itulah senjata paling handal seorang muslim. Kami meminta kepada Dzat yang Mahakaya dan Maha Berkehendak. Setelah itu alhamdulillah, Alloh ilhamkan kepada kami sebuah ide bagus untuk merealisasikan impian kami itu. Apa gerangan?
Syirkah (persekutuan/kerjasama antara pemodal dengan pengelola). Kami mengajak dua orang semanhaj yang bercita-cita sama untuk membangun sebuah bisnis atau syirkah, yang nantinya bila sudah dapat dipetik hasilnya akan kami gunakan untuk membiayai secara bergantian salah satu keluarga di antara kami untuk mondok sekeluarga dengan biaya sepenuhnya oleh perusahaan tersebut.
Kenapa kami memilih cara ini? Dengan syirkah kita akan lebih selamat dan hati-hati, tidak sembarangan dalam memakai uang karena bukan milik pribadi. Selain itu, memungkinkan bagi kita untuk saling bergantian dalam mengelola usaha maupun dalam tholabul ilmi nantinya. Di sisi lain, kita akan dapat lebih sabar dan ulet dalam menjalankan usaha terutama saat-saat krisis di awal-awal usaha. Kita tanggung bersama suka dan duka.

Tekad semakin bulat. Dengan modal yang amat kecil kami bertiga merakit bisnis. Mengingat kami masih awam dalam dunia usaha, maka kami beli buku-buku dan majalah-majalah bisnis untuk bekal awal. Selain itu, kami juga sering mendatangi pengusaha-pengusaha yang sukses untuk berkonsultasi.
Awalnya bisnis kami mengalami kebangkrutan, kemudian dengan pertolongan-Nya, Alloh ilhamkan kepada kami sebuah bisnis kecil tetapi berpotensi besar untuk berkembang dan keuntungannya cukup besar.
Bulan berganti bulan, alhamdulillah bisnis kami berkembang pelan tapi pasti. Menginjak tahun ketiga (2007), setelah dihitung-hitung, ternyata laba bulanan perusahaan sudah cukup untuk membiayai satu keluarga untuk tholabul ilmi walaupun dengan standar hidup sederhana. Kami bicarakan rencana kami untuk mondok dengan anak-anak, awalnya mereka ragu karena khawatir pendidikannya tidak bisa berlanjut karena Abahnya (Bapaknya) mondok, tidak bekerja. Kami yakinkan bahwa Alloh Mahakaya, mampu memberi rezeki dari jalan yang tidak disangka-sangka. Alhamdulillah, mereka bisa menerima dan mau bersiap-siap untuk hidup lebih sederhana, bahkan sempat menghadiahkan untuk kami buku kecil yang berjudul ‘Perjalanan Ulama dalam Menuntut Ilmu’ karya Abu Anas Majid al-Bankani, buku yang sangat berkesan bagi kami waktu itu dan semakin membuat bulat tekad kami untuk segera memulai rihlah (menempuh jalan) untuk tholabul ilmi.

Akhirnya kami pun berangkat sekeluarga, meninggalkan kampung halaman. Rumah idaman yang telah kami bangun untuk sementara kami tinggalkan, menuju pondok pesantren al-Furqon, Gresik. Kami mulai dengan mengikuti dauroh (Kajian Khusus) Bahasa Arab tahun 2007, padahal anak kami yang kedua telah mengikuti dauroh yang sama pada tahun 2006 dengan kelas/tingkatan yang sama pula.
Awalnya terasa agak aneh juga. Kami duduk sebangku dengan anak-anak yang usianya di bawah 20 tahunan, seusia dengan anak kami. Tapi masya Alloh, rasa nikmat mendapat ilmu dien tidak bisa kami lukiskan, bahkan membuat kami merasa benar-benar ‘seperti muda’. Kesulitan fisik yang ada, yaitu adaptasi dengan tempat tinggal yang baru, rumah yang lebih kecil, perabot yang lebih sederhana, pola hidup yang lebih sederhana dan kondisi air yang kurang bersahabat dengan kulit anak dan istri, seperti tidak terasa karena saking besarnya kenikmatan yang Alloh berikan itu.

Subhanalloh, sungguh kenikmatan menuntut ilmu agama di usia tua ini sulit kami gambarkan. Ibarat orang yang sudah lama menunggu datangnya kekasih, lalu tibalah saat perjumpaan. Hari-hari indah penuh makna kami jalani. Taman-taman bunga dari majelis ilmu kami singgahi.
Tambahnya ilmu pengetahuan dienulloh yang murni ini, kenikmatannya tiada tara, belum pernah kami merasakan kenikmatan seperti ini sebelumnya, tidak seperti makanan yang jika kita makan setiap hari akan bosan, tidak pula seperti baju baru yang jika kita pakai setiap hari akan lusuh. Sungguh, kami katakan, 

“Seseorang tidak akan dapat merasakan cita-rasa lezatnya agama yang suci ini dengan tanpa mengambilnya dari sumber-sumber aslinya yang berbahasa Arab”.
Kini, alhamdulillah anak dan istri juga ‘nyantri’ semua, tholabul ilmi syar’i. Dan kami ingin tetap dalam jalan tholabul ilmi hingga maut menjemput, insya Alloh. Dan insya Alloh tahun ajaran baru mendatang salah satu rekan syirkah kami sekeluarga akan menyusul kami, karena alhamdulillah usaha kami kini sudah cukup untuk membiayai dua keluarga. Dan semoga rekan kami yang ketiga juga bisa segera menyusul.
Segala puji bagi-Mu, ya… Alloh, atas segala nikmat-Mu yang tak kan mampu kami hitung. Semoga Alloh juga akan memberikan kesempatan kepada Anda, para pembaca al-Mawaddah, untuk dapat menuntut ilmu syar’i dengan washilah (perantara) bisnis syirkah Anda bersama rekan seiman. Amin.

Sumber : http://almawaddah.wordpress.com

Jumat, 23 September 2011

Mencegah Kanker Kulit Dengan Menutup Aurot

Oleh: dr. Aniek Rachmawati

Kulit tubuh kita memiliki fungsi yang begitu berharga. Di antara fungsinya ialah melindungi tubuh dari panas, sinar, infeksi, dan injuri. Kulit juga berfungsi untuk menyimpan air, lemak, dan vitamin D (Sumber: National Cancer Institute PDQ Statement). Lalu, bagaimana jika kulit kita yang multi fungsi itu terserang kanker? (yang lazim disebut dengan kanker kulit). Kanker kulit adalah salah satu bentuk penyakit kulit berupa sel kanker yang tumbuh pada lapisan luar dari kulit.



Apa penyebabnya?
Di antara faktor yang menjadi pemicu munculnya kanker kulit ini ialah sinar matahari dan ultraviolet. Kedua sinar ini bersifat merusak. Dan kerusakan itulah yang bisa berlanjut menjadi kanker. Selain itu, faktor lain seperti hereditas/genetik dan lingkungan tempat tinggal juga ikut berpengaruh terhadap munculnya penyakit yang lumayan berbahaya ini.
Dua hal yang mempengaruhi kerusakan kulit akibat sinar matahari ini ialah terlalu banyaknya jumlah sinar yang diterima kulit selama bertahun-tahun, dan seringnya expose dengan sinar matahari. Hal itu bisa menyebabkan terbakarnya kulit sehingga terjadilah kanker kulit. Umumnya manusia menerima 80% paparan terhadap sinar matahari pada usia 18 tahun kehidupan. Karena itu dianjurkan untuk memproteksi anak-anak dari sinar matahari sejak usia dini.
Kanker kulit berkembang sangat lambat. Efek terbakarnya kulit oleh sinar matahari yang kita terima minggu ini membutuhkan waktu selama 20 tahun untuk menjadi kanker kulit.

Faktor Hereditas
Faktor keturunan (hereditas) juga berpengaruh terhadap munculnya kanker kulit ini. Riwayat kanker kulit bawaan dari keluarga dapat meningkatkan kemungkinan makin tingginya risiko terkena kanker kulit. Orang berkulit terang dengan keturunan bagian utara Eropa mempunyai faktor risiko lebih besar.

Bahaya Sinar Ultraviolet
Level sinar ultraviolet saat ini lebih tinggi dari 50 atau 100 tahun yang lalu. Hal ini disebabkan oleh berkurangnya lapisan ozon dari atmosfer bumi. Ozon berfungsi sebagai filter untuk menyaring sejumlah sinar ultraviolet yang masuk ke permukaan bumi. Dengan makin tipisnya ozon pada atmosfer maka makin tinggi pula tingkat sinar ultraviolet yang masuk ke permukaan bumi. Satu faktor yang dapat mengurangi intensitas sinar ultraviolet yang sampai ke bumi ialah awan di langit.

Bagaimana cara mengurangi risiko kanker kulit?
Ada beberapa langkah yang telah direkomendasikan oleh American Academy of Dermatology dan Skin Cancer Foundation untuk mengurangi resiko kanker kulit, berikut uraiannya:
1. Minimalkan expose dengan sinar matahari pada tengah hari, antara jam 10.00 (pagi) hingga jam 03.00 (sore).
2. Pakailah sunscreen dengan sedikitnya SPF-15 atau lebih tinggi ke seluruh bagian tubuh yang ter-expose sinar matahari.
3. Oleskan lagi sunscreen setiap 2 jam, bahkan saat cuaca mendung sekalipun. Ulangi setelah berenang atau berkeringat.
4. Pakailah pakaian yang menutupi tubuh dan wajah (topi juga dianjurkan sebagai pelengkap untuk menutup dua bagian sekaligus, yaitu wajah dan leher).
5. Hindari expose dengan radiasi ultraviolet pada lampu.
6. Lindungi anak-anak dari paparan sinar matahari yang sangat menyengat pada jam 10.00 (pagi) hingga jam 03.00 (sore).
7. Gunakan sunscreen hanya untuk anak usia 6 bulan ke atas. Anak-anak usia 6 bulan ke bawah harus dihindarkan dari paparan sinar pada jam-jam ini.

Menutup Aurot, Sebuah Solusi
Dari fakta ilmiah yang ditulis oleh ilmuwan yang notabene orang barat itu, secara jelas dan nyata dapat disimpulkan bahwa menutup aurat secara syar’i benar-benar telah melindungi kaum muslimin (terutama muslimat) dari bahaya khususnya kanker kulit. Hal yang sangat mereka (orang kafir) tentang habis-habisan justru ternyata mereka buktikan sendiri sebagian manfaatnya bagi manusia. Bahkan, mereka sendiri yang membuat rekomendasi untuk menutup tubuh untuk melindunginya dari bahaya paparan sinar matahari. Makin hari lapisan ozon makin bertambah tipis, dan risiko terserang kanker kulit makin bertambah tinggi.

Selasa, 20 September 2011

Kaktusq Yang Cantik.....

Foto pribadi

Foto pribadi

Foto pribadi

Awalnya tidak begitu menyukai jenis tanaman ini, makanya tdk terlalu q perhatikan, di tanam dalam pot bunga yang ukurannya kecil, tapi semakin hari semakin menjalar pada dinding pagar, menginjak di tahun yang ke 4 barulah tanaman ini menunjukan bunganya, Subhanalloh sungguh sangat kaget karena tidak menyangka sedikitpun, setiap orang yang melewati pagar rumah kami mereka berkata bunganya bagus, dan banyak yg mengatakan itu bunga naga, tanpa pikir panjang terlintas di pikiranku untuk mengambil gambarnya tentunya  karena ini moment yang bagus, dan ternyata itu langkah yg tepat karena 3 hari kemudian bunga ini layu.......hmmmmm sampai saat ini bunga kaktus ini belum berbunga lagi hanya muncul 2X selama 4 tahun ini....

Kamis, 11 Agustus 2011

101 Alasan Mengapa Saya Pakai Jilbab


Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin: "Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka." Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
(Q.S Al-Ahzab 33 : 59)

Menggunakan jilbab adalah satu kewajiban sebagai seorang muslim,  setiap orang memiliki alasan tersendiri menggunakan jilbabnya, sebelum membaca buku ini mungkin hanya memiliki beberapa alasan menggunakan jilbab, tapi setelah membaca buku ini ternyata begitu banyak manfaat yang di dapat menggunakan jilbab, dan menjadi inspirasi untuk lebih memahaminya, alhamdulillah semakin nyaman saja menggunakan jilbab tentunya dengan jilbab yang syar'i .

adapun 101 Alasan Mengapa Saya Pakai Jilbab diantaranya  :
  1. Menjalankan syi'ar Islam
  2. Berniat untuk ibadah
  3. Menutup aurat terhadap yang bukan muhrim
  4. Karena saya ingin ta'at kepada Alloh yag telah menciptakan saya, menyempurnakan kejadian, memberi rizki, melindungi dan menlong saya
  5. Karena saya ingin ta'at kepada RAsul-Nya, pembimbing ummat dengan risalah beliau
  6. Untuk memperoleh Ridha Alloh (InsyaAlloh)
  7. Merupakan wujud tanda syukur atas nikmat-Nya yang tiada putus
  8. Seluruh ulama sepakat bahwa hukum mengenakan jilbab itu wajib
  9. Agar kaum wanita menutup auratnya
  10. Bukan karena gaya-gayaan
  11. Bukan karena mengikuti trend
  12. Bukan karena berlaga sok suci
  13. Lebih baik di bilang sok suci dari pada sok zholim *_*
  14. Tidak sekedar bermaksud agar berbeda dari yang lain
  15. Meningkatkan derajat wanita dari belenggu kehinaan yang hanya menjadi objek nafsu semata
  16. Jilbab cocok untuk semua wanita yang mau menjaga dirinya dari objek nafsu semata
  17. Saya ingin menjadi wanita solihah
  18. Saya tengah berusaha mencapai derajat taqwa
  19. Jilbab adalah pakaian taqwa
  20. Jilbab adalah identitas wanita muslimah
  21. Diawali dengan mengenalkan jilbab, saya ingin menapak jalan ke surga
  22. Menjauhkan diri dari azab panasnya api neraka di hari kemudian
  23. Istri-istri Rasululloh aberbusana muslimah
  24. Para sahabian (sahabat Rasululloh yang wanita) juga berbusana muslimah
  25. Mereka panutan seluruh muslimah, begtu juga saya
  26. Semoga Alloh memberikan kepada kita balasan jannah yang sama seperti mereka
  27. Untuk meninggikan izzah Islam
  28. Untuk meninggikan izzah (kemulian) diri sebagai wanita (muslimah)
  29. Jilbab lebih melindungi diri
  30. Membuat saya merasa lebih merasa aman
  31. Menjaga diri dari gangguan lelaki usil
  32. Menjaga diri dari objek pandangan yang hanya ingin 'cuci mata'
  33. Menjaga diri dari objek shahwat lelaki
  34. Menjaga diri dari mata lelaki yang jelalatan
  35. Menjaga diri dari tangan-tangan usil yang ingin menjamah
  36. Terhindar dari zina mata dan zina hati
  37. Merupakan pencegahan dari perbuatan zina itu sendiri
  38. Jilbab dapat menghindari saya dari sikap-sikap yang negatif
  39. Jilbab dapat menghapus keinginan-keinginan yang menyimpang
  40. Membuat saya lebih bersahaja
  41. Membuat saya lebih khusu
  42. Menjauhkan saya dari perbuatan dosa (insyaAlloh)
  43. Membuat saya malu jika berbuat dosa
  44. Mendekatkan saya pada Alloh
  45. Mendekatkan saya pada Rasululloh
  46. Mendekatkan saya pada nabi-nabi-Nya
  47. Mendekatkan saya pada sesama muslim
  48. Mendekatkan saya pada ajaran Islam
  49. Membuat saya tetap ingin belajar tentang Islam
  50. Membuat saya selalu merasa haus akan ajaran Islam
  51. Membuat saya tetap ingin menjalankan ajaran Islam
  52. Ajaran Islam berlaku sepanjang masa, tidak ada yang kuno
  53. Berjilbab bukan sesuatu yang kuno
  54. Mengatakan berjilbab itu kuno berarti telah menggugat otoritas Allah
  55. Allah Yang Maha Mengetahui lebih tahu apa yang terbaik bagi ummat-Nya
  56. Berjilbab, berarti menandakan kemajuan penerapan ajaran Islam di masa kini
  57. Merupakan satu barometer telah terbentuknya suatu lingkungan yang Islami
  58. Membedakan diri dari penganut agama lain
  59. Memudahkan dalam pengidentifikasian sesama saudari seiman
  60. Memperkuat tali silaturahmi dan ukuwah sesama muslimah
  61. Menghilangkan keraguan saya bila ingin menyapa saudari muslimah
  62. Memudahkan menanamkan rasa sayang-menyayangi sesama saudara/saudari seiman
  63. Membuat saya lebih terlihat anggun
  64. Membuat saya terlihat menyenangkan
  65. Membuat saya lebih terlihat wanita
  66. Tidak terlihat seperti laki-laki
  67. Membuat saya selalu berada dalam lingkungan yang Islami
  68. Jilbab menjaga saya dari pergaulan yang salah
  69. Memudahkan saya, dengan ijin Allah, mengenal lelaki yang salih
  70. Wanita yang baik (salihah) dengan lelaki yang baik (salih) pula
  71. Mudah-mudahan saya diberi jodoh lelaki yang salih
  72. Jodoh merupakan urusan Allah
  73. Dengan keta’atan pada Allah, Allah akan memberikan kemudahan-Nya
  74. Memudahkan saya dalam beraktifitas
  75. Membuat lebih mudah bergerak
  76. Jilbab menjagaku sehingga tidak terlihat lekuk-lekuk tubuh
  77. Sangat repot bila memakai pakaian wanita seperti trend saat ini (yang ketat)
  78. Saya tidak suka memakai celana jeans
  79. Celana jeans yang ketat dapat menyebabkan kanker rahim karena suhu di sekitar rahim tidak beraturan
  80. Menghemat waktu dalam berpakaian
  81. Menghemat waktu dalam berhias
  82. Tidak perlu repot-repot selalu berusaha mengikuti trend mode yang berkembang
  83. Menghemat biaya untuk membeli pakaian yang sedang trend
  84. Menghemat biaya untuk membeli make up
  85. Melindungi kulit wajah dari make up yang dapat merusak kulit
  86. Melindungi kulit dari sengatan sinar matahari
  87. Meminimalkan penyakit kanker kulit
  88. Sengatan matahari dapat mengurangi kelembaban kulit sehingga kulit jadi kering
  89. Meminimalkan munculnya bintik-bintik hitam pada permukaan kulit akibat perubahan pigmen di usia tertenu
  90. Melindungi rambut dari debu-debu yang berterbangan
  91. Debu-debu itu dapat mengotori rambut dan menyebabkan rambut mudah rontok yang berakibat kebotakan
  92. Menuntun saya untuk hidup lebih sederhana
  93. Menghindari hidup yang konsumtif
  94. Membuat diri tidak silau dengan kemegahan dunia dan segala perhiasannya
  95. Membuat saya lebih memikirkan hal lain selain mode dan perhiasan
  96. Menempatkan wanita menjadi subjek dalam proses pembangunan ummat
  97. Lebih mudah dalam menabung
  98. Memiliki kesempatan untuk melakukan ibadah haji
  99. Memiliki kesempatan lebih banyak untuk berinfaq dan sedekah
  100. Itu berarti lebih banyak beramal untuk bekal di hari kemudian
  101. Membuat saya merasa menjadi wanita seutuhnya

Sumber: buku “101 Alasan Mengapa Saya Pakai Jilbab”
 

Rabu, 18 Mei 2011

Soto Ayam Kenangan....

Kalau inget soto ayam, jadi inget masa lalu nih,  he he he...makanan menu ngirit jika ada tugas kelompok yg selalu di kerjakan di daerah Padjadjaran....klu g soto ayam ya lumpia basah..., ampe kecanduan deh soto ayam Jln. Padjadjaran Bandung ini ,tapi sayangnya sekarang dah g jualan lagi, kayanya wajib praktek sendiri deh, selain rasanya yg yummmy bahannya juga gampang di dapet , ya lumayan iritlah ...g perlu keluar modal yang banyak, ayo siapa mau praktek nihhhh...Selamat mencoba....


RESEP MASAKAN SOTO AYAM
Bahan:
  1. ½ ekor ayam, potong-potong
  2. 1500 cc air
  3. 1 cm jahe, memarkan
  4. 1 cm kunyit, memarkan
  5. 6 siung bawang putih, haluskan
  6. Daun bawang secukupnya
  7. 2 batang serai, memarkan
  8. 5 lembar daun jeruk purut
  9. 5 lembar daun salam 
  10. ½ sendok teh lada bubuk
  11. ½ sendok teh kaldu ayam bubuk
  12. 1 sendok teh garam
  13. 1 sendok teh penyedap rasa,( jika suka tapi klu g pake juga mantap ko)
  14. Minyak goreng secukupnya
Pelengkap:
  1. 150 gram soun, seduh (bisa di ganti bihun)
  2. 250 gram kripik kentang (bisa di ganti kerupuk udang)
  3. 2 butir telur rebus sesuai selera
  4. 1 batang seladri, iris halus
  5. Bawang goreng secukupnya
  6. 100 gram taoge
  7. 2 buah jeruk nipis, potong- potong
Cara Membuat Resep Masakan Soto Ayam Bening:
  1. Rebus ayam hingga empuk, angkat.
  2. Tumis bawang putih hingga harum, masukkan serai, jahe, lada, daun jeruk, lada, kaldu ayam, penyedap rasa. Masukkan kedalam air rebusan ayam. MAsak hingga mendidih. Angkat.
  3. Tata dimangkuk soun, taoge, telur rebus, ayam, tuang kuah ayam. Taburkan bawang goreng, daun seladri, kripik kentang, beri perasan jeruk nipis.
  4. Hidangkan. 
  5. jgn lupa membuat sambalnya. 

Menjadi Seorang Pemaaf

"Jadilah pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan yang makruf, serta jangan pedulikan orang-orang yang bodoh." (QS. Al-A'raaf  7:199)

"Tetapi barang siapa bersabar dan memaafkan, sungguh yang demikian itu termasuk perbuatan yang mulia." (QS Asy-Syuura 42:43)

Dari ayat inilah aq di sadarkan betapa memaafkan itu sangat mulia...

Begitu banyak orang yang berkata aq telah memaafkan seseorang yang menyakitiq, namun ternyata perlu waktu lama untuk membebaskan diri dari rasa benci dan marah dalam hati ini. Apa ini terlalu berlebihan, tapi inilah kenyataan yg kualami, padahal sikap memaafkan orang-orang yang beriman adalah dengan ketulusan dan bisa melupakan kejadian apapun yg telah menimpa. 

Bukankah  manusia akan selalu mendapatkan ujian ??? Hmmmm.... jadi teringat satu pepatah "Qt adalah mahasiswa abadi dan wisudanya adalah akherat", sangat dalam sekali makna dari pepatah ini, dan  memang benar ,bahwa qt akan terus mendapatkan ujian, tinggal bagaimana qt mampu menyikapinya, Sebenarnya tidak ada masalah dengan masalah yg terpenting adalah bagaimana qt mampu menyikapinya, jadi mengapa harus sulit untuk memaafkan karena semua yang terjadi adalah kehendak Allah, dan berjalan sesuai takdir, bukankah dgn memaafkan qt  berserah diri dengan peristiwa yang terjadi dan sekaligus qt mampu merealisasikan keikhlasan....

Untuk semua orang yang pernah menyakitiq, InsyaAlloh aq telah memaafkan kalian.....